Ya, rasa itu adalah rasa sombong, sebuah rasa yang mengatakan aku bisa segalanya, di luar batas kemampuan pada kenyataan, dan diluar batas kuasa Illahi, rasa takabur dan dan merasa lebih tinggi dari yang lain, bagaimana seorang manusia dapat membutakan hatinya sendiri...
Aku kira sombong berasal dari seberapa kuat kamu, seberapa hebat keahlian mu, seberapa kaya dan terkenal kamu, tapi ternyata bukan! Belakangan kusadari bahwa aku mempunyai sebuah pemikiran bahwa "aku lebih cerdas dari yang lain, semua dapat ku Taklukan dengan pemikiran ku sendiri" walau memang bisa, tapi aku telah menjadi sombong, menjadi mengagungkan logika tanpa jiwa!
Itulah orang orang yang di laknat Allah SWT nauzdubilah, para Yahudi adalah orang orang yang di berikan kecerdasan luar biasa, namun mereka sangat sombong merasa paling pintar, dan merasa apa saja dapat di Taklukan dengan pemikiran nya.
Aku adalah seorang pemikir dalam, aku terbiasa mempelajari banyak hal hanya dengan bermodal ingatan dan pendalaman melalui imajinasi, intuisi kudapat mendahului riset, dan pengalaman, berpikir keras adalah bagian dari aktivitas ku yang sama banyak nya dengan aku melangkah kan kaki.
Namun belakangan aku mulai merasa, pikiran bukan lah jiwa! Kita bisa merasa pintar padahal pintar itu adalah fitur dari otak, otak yang di berikan oleh Allah SWT yang padahal hanya sementara, tubuh dapat melemah, begitu juga dengan otak, bagaimana otak manusia bisa termakan umur adalah sebuah tanda bukti bahwa pikiran bukan lah jiwa mu!
Bagaimana marak nya sebuah pertanyaan di masyarakat yang menanyakan, mengapa seorang pemuka agama bisa menginjak kepala orang dengan kaki nya? Bagaimana seorang jenius bisa menjadi homo sexual? Bagaimana pemimpin agama bisa melakukan maksiat? Bagaimana ilmuwan bisa tidak percaya Tuhan? Yang padahal mereka semua adalah orang orang yang sangat cerdas!!
Kembali lagi kutemukan bahwa pikiran bukanlah jiwa.
Aku menemukan banyak bukti kongkrit bagaimana tokoh tokoh yang di muliakan masyarakat karena agamanya justru hancur pada nyata nya..
Dan sering aku heran, mengapa rasul sering menunjuk nunjuk orang yang ada di pinggir jalan atau orang orang miskin yang tidak terlihat baik namun rasul bilang itulah penghuni surga, ya betul, karena Allah tidak akan menghitung kan seberapa kuat kamu, seberapa kaya kamu, seberapa terkenal kamu, dan seberapa cerdas kamu..
Apa yang kita pikirkan sekarang tidak tentu hal yang benar.. Dan segala teori yang kita tahu tidak tentu bisa kita praktekan.. Seorang pemuka agama akan jauh lebih sulit menerima kritik jika ia merasa sombong dibandingkan seseorang yang bodoh, seorang ilmuwan akan lebih sulit belajar dan menemukan hal yang baru jika ia sombong..
Semoga jiwa kita di kembangkan menjadi ruh yang suci dan baik di mata Allah, dan semoga pikiran kita tidak mengambil alih hati dan jiwa kita. Amiinnnn
No comments:
Post a Comment