Social Eksperimen Di Sosmed Selama 1 Tahun

Belakangan saya menuai pujian dan cacian akibat beberapa kali saya speak up mengenai apa yang ada di benak saya, saya kembangkan pemikiran pemikiran saya dan saya ungkapkan dalam bentuk status, komentar, dan sebagai nya di facebook.


Sosial eksperiman ini telah berjalan selama 1 tahun pada sosial media saya sendiri, mengubah cara sayamenggunakan sosial media, dan berinteraksi pada orang lain.


Fakta-fakta unik yang saya temukan setelah saya bicara dengan lebih lantang adalah, ternyata banyak orang yang merasa terwakili dengan ungkapan pemikiran saya, banyak sekali orang orang baik yang tidak bisa berkutik dan diam karena takut kalo bicara keras maka di serang oleh pihak radikal ekstrim, karena yang paling berisik di media sekarang adalah orang orang radikal, haters, pembenci, penganguran yang kerjaan nya sebar fitnah dan agresif, itu lah fakta netizen yang sangat tidak bertanggung jawab atas komen nya.


Namun ada juga fakta negatif yang saya temukan, sebagian kecil orang sekitar 1-2 orang meminta saya untuk bungkam, meminta saya untuk tidak lagi menjadi diri saya, karena mereka merasa ucapan saya yang mengcounter itu terlalu represif dan offensive, walau bentuk nya klarifikasi 😅 hadeuh..


Banyak juga orang yang merasa terhibur dan suka sekali nongkrong di wall saya, karena goals saya adalah memancing diskusi sehat dalam menanggapi fitnah dan netizen tak beradab.. 


Tapi ada juga orang orang di pemikiran seberang yang mampu berdiskusi secara sehat dalam menanggapi klarifikasi saya.


1 tahun ini cukup bagi saya untuk bersifat sangat dinamis dalam mengungkap, ibarat kata filter off saya kini kembali menjadi filter on, sudah puas saya mengumpulkan data mengenai respons dari kaum orang tua, milenial, ekstrimis, moderat, fleksibel.


Dan bisa saya rangkum ternyata hanya 10% orang bahkan kurang, yang sangat berisik atau share konten negatif, atau netizen tak beradab, sisanya 90% netizen masih sangat beradab, mengapa tidak beradab terasa banyak? Karena hanya 10% ini lah yang terlihat, sisanya 90% hanya diam dan berkomentar dalam hati.


Yang share 1 orang, yang like 10 orang, yang share 3 orang tapi yang baca 5000 orang, artinya hanya 1-10 orang yang tak beradab dengan konten fitnah nya, sementara 4990 orang lain nya hanya mengelus dada dan istigfar.


Adapun ternyata status status saya akan lebih banyak di like ketika dapat memancing emosi orang, dan emosi bahagia lah yang paling mudah memancing like dan share, klarifikasi fitnah jika di kemas dalam bentuk humor maka like nya bisa menembus 50 lebih, sementara statement pribadi saya yang membahas akan objek permasalahan, hanya akan di like oleh 10-20 orang.


Dengan ini saya mengetuk palu bahwa sosial media bukan media untuk mencari dana, 

bukan media untuk menyadarkan orang, 

bukan juga media untuk belajar, 

bukan media untuk berpolitik,

bukan media untuk membela diri,

Sosial media tidak memberi banyak ilmu,

Alih alih hanya panggung hiburan, 

Dengan data tak otentik dan tak jelas ilmu nya

Dengan memainkan emosi dan jualan ujung nya 

Jadi saran saya, jangan merasa pintar lah kalo mainan sosmed, karena cuma sepotong sepotong, bukan baca buku, nonton film, atau mengalami langsung.


Terimakasih buat semua teman teman yang hadir dan chat di wall saya dalam kurang dan lebih apa yang saya share, sandiwara dan drama yang berliku di wall saya, sekian dari saya menutup sosial eksperimen saya, kembali saya akan lebih memblow up dan membahas mengenai sepeda, perkusi, dan pribadi saya.

Biasa... buat bisnis bwehehehe 😂