Merasa Paling Menderita

 BIAS! Adalah satu kata yang bisa ku tulis untuk mendeskripsikan sebuah rasa yang menusuk, bias atas apa? Masa lalu masa sekarang ataupun masa depan, ternyata apa yang kita kira masa lalu itu buruk ternyata masa sekarang bisa lebih buruk, atau masa lalu indah dan ternyata tidak seindah itu.

Ini ku alami sendiri di masa pribadi dimana dulu aku merasa bahwa sekitar 20 tahun yang lalu aku merasakan hal yang paling buruk, dimana aku merasa masa masa itu adalah mimpi buruk karena banyak tragedi yang aku rasakan dengan kenangan pahit nya, dan 10 tahun kemudian aku sering menghujat masa 20 tahun yang lalu, merasa bahwa 20 tahun yang lalu adalah paling buruk dan 10 tahun kemudian adalah masa baik.

Tapi ternyata TIDAK! 10 tahun yang lalu ternyata adalah masa terkelam dan terburuk yang pernah aku rasakan hingga kini aku sudah berpindah ke tahapan hidup yang berikutnya, orang orang dari masa 10 tahun yang lalu selalu memprovokasi untuk aku membenci orang orang dimasa 20 tahun yang lalu, 2 era pergantian itu merupakan rasa sakit yang masih bisa dirasakan hingga hari ini, brainwash demi brainwash ku alami 10 tahun yang lalu, semua ingatan ingatan indah pada 20 tahun yang lalu di hapus dan hanya memblow up masa masa buruk yang ku alami dulu, ini ibarat aku pernah bekerja di 1 perusahaan, lalu ketika aku pindah ke sebuah perusahaan yang lain, perusahaan tersebut selalu menghujat perusahaan yang dulu aku pernah dimana, seolah olah perusahaan itu tidak ada bagus nya, selalu kasar dan buruk.

Ibarat perusahaan maka setelah aku membuat sebuah perusahaan baru, baru lah aku bisa dengan bebasnya mengakses kedua tempat kerja lampau ku itu, dan ternyata oh ternyata, perusahaan 1 itu sudah jauh berkembang begitu berbeda 180 derajat dibanding apa yang di doktrin oleh perusahaan 2 itu, dan setelah ku kilas balik ternyata perlakuan perusahaan 2 kepada ku itu berjalan dengan sangat sangat buruk dan parah, mereka menghalangi takdir ku, mereka menghinakan aku dan perusahaan 1 dengan dalih semua atas rasa “kasih sayang”.

Bahwa ternyata kasih sayang itu berbentuk sangat objektif, bukan hanya kata kata cinta yang bau dan penuh omong-kosong dan sentuhan sentuhan, bukan emosi empati layaknya LSM charity yang mendalami emosi dan empati sebagai bahan marketing nya.

Ternyata cinta itu adalah sesuatu yang bisa memandirikan, sebuah pemahaman dengan ilmu ilmu yang luar biasa penting, sebuah bekal yang jauh lebih berharga ketimbang air mata sentuhan dan EMPATI.

Dimana ada cerita bahwa cinta menghentikan sebuah peperangan? Yang terjadi malah cinta dan EMPATI mengakibatkan kedua kerajaan menjadi perang, menciptakan sebuah pelanggaran atas dasar dasar dan hukum yang sudah di tentukan dari sebuah tatanan masyarakat / ideologi.

Kata kata cinta dan empati adalah tipuan belaka, sebuah tipuan untuk pencitraan, yang berkesan memberi buah padahal ia hanya memberi buah yang busuk.


Jadi ternyata diantara 100 kejadian di 20 tahun yang lalu, 10 diantara nya adalah kenangan buruk dan 90 diantaranya adalah kenangan baik, dan ketika ada 10 kejadian yang terus diulang ulang menceritakan bahwa buruknya masa itu, maka ternyata kenanganku di 20 tahun yang lalu yang ku ingat hanyalah 10 kenangan buruk, bukan 90 kenangan yang baik.

Sebaliknya pada 10 tahun yang lalu, ada 100 kejadian dan 10 di antaranya baik, dan 90 diantaranya adalah buruk, namun yang di angkat oleh pihak ini adalah 10 kejadian yang baik dengan sisanya di hapus dari memori ku, klaim demi klaim diulang ulang diucapkan, kualitas tidak ditentukan dari objeknya, tapi dari subjek nya.

Ada baiknya kita perlu keluar dari sebuah lingkungan untuk melihat apakah lingkungan itu baik atau buruk, sekedar kita melihat mana yang lebih baik dan melihat lebih netral apakah masa itu benar benar buruk, atau hanya brainwash dari pihak tertentu.