Apakah cara kita benar dalam melawan kejahatan?



Benarkah kejahatan menyebar dengan cara yang jahat juga? Tidak.. Mereka menyebar dengan cara yang sangat baik dan lembut, oh ya? Bagaimana bisa?

Ayo kita ambil contoh kejahatan.

Geng motor.
Geng bermotor mereka mengajak orang lain untuk masuk dengan cara yang baik, mereka berteman dengan siapa saja, dan  akan membela teman mereka bahkan dengan kepala mereka, selalu jalan bersama, peduli sesama geng, semuanya positif, namun kebiasaan mereka buruk, mabuk mabukan, bertato, berzina, saling bunuh antar geng dan lain lain.

Pecandu narkoba.
Apakah pecandu narkoba mencoba narkoba dengan paksaan? Di Sekap lalu di suntik atau di beri kokain? Tidak, cara mereka adalah memberi perhatian kepada calon pemakai, di ajak berkawan dekat, bahkan jika agen nya perempuan mereka siap menjadi pacar pura pura sayang, bahkan calon pemakai di beri banyak sekali diskon dan gratisan narkoba, cara caranya sangat halus, hingga akhir nya sang calon pemakai menjadi pemakai aktif, hingga ketergantungan pada obat terlarang tersebut.

LGBT
Sadarkah kita bahwa perjuangan LGBT meng infeksi dunia sangat lah lama dan sabar, ini sudah ada semenjak puluhan taun sebelum sekarang menjadi marak, bagaimana mereka pelan pelan mengangkat nama wanita (agar wanita tidak lagi tunduk pada lelaki) bagaimana mereka menundukkan laki laki dengan ayat ayat yang mengatakan bahwa laki laki juga harus menjadi merawat rumah tangga, hingga mereka harus memposisikan LGBT adalah pihak yang terbully oleh masyarakat, mereka harus bersabar hingga akhirnya muncul lah aktifis2 anti Bully yang ujung nya ternyata membela LGBT, setelah di bela akhirnya muncul film2 seperti Glee, dan film film yang mengedepankan HAM hingga di salahgunakan menjadi LGBT, dan akhirnya terwujud lah dunia dengan aktifis LGBT dan penyebaran infeksi yang luar biasa. 

Namun bagaimana reaksi lawan dari para kejahatan itu?

MARAH!
BAKAR!
BUBARKAN!
LAWAN!!
BENCI!!
BUNUH!
JAUHI!!!
MUSUHI!!!
TIDAK TERIMAA!
DASAR KAFIRR!!
DASAR KAUM PENGHUNI NERAKA!!

Ya.. Itulah yang kita lakukan, kita mengutuk mereka, kita membenci mereka, kita memposisikan diri kita seperti orang suci.
Namun apa reaksi masyarakat saat melihat cara kita menghadapi kejahatan?

"Ih.. Gak beradab"
"Alaahh, nanti ujung ujung nya minta duit"
"Kenapa mereka jadi di zholimi?"
"Ada apa ini kok LGBT jadi di musuhi?"
"Kok rokok dan miras dilarang larang? Memangnya ada salahnya ya"
"Wahh siapa mereka kok jadi memusuhi?"
"Kalian orang sesuci apa bisa men judge mereka?"

Yap.. Cara kita menghadapi kejahatan dengan cara yang buruk bukan lah membuat masyarakat semakin menjauh dan berpihak pada kita, namun mereka cenderung membela kejahatan yang di zholimi daripada kebaikan yang terorganisir.

Namun ingat kah kita bahwa Rasulullah SAW lahir di tengah kejahatan yang tergelap di sepanjang sejarah manusia? Namun apakah rasul melawan itu semua dengan benci? Mengutuk? Mengkafirkan? Membunuh? Membakar? 
Tidak... Rasul banyak merubah mereka dengan senyum, dengan mendengar, dengan berjabat tangan, dengan membantu, dengan merawat, hingga akhirnya.. Para manusia keji di masa itu bertanya tanya "mengapa kita harus jahat kepada orang baik??! Dia adalah orang baik, kita harus menghormatinya!" Itulah titik balik dimana manusia yang keji menjadi membela rasul, bahkan hingga melindungi nya dengan nyawa nya sendiri, karena mereka cinta, mereka sayang, mereka peduli, mereka sadar..

Rasul juga tidak mengkafirkan suatu golongan, sebagaimana di surat al-hujurat ayat 11-13 yang kurang lebih isinya begini "jangan lah kamu mengolok ngolok suatu kaum, karena bisa jadi kaum itu lebih baik dari mu" ya betul.. Siapa yang tau kalo ibadah seorang pecandu narkoba lebih khusyuk dan di terima di banding kita? Siapa yang tau kalau para geng motor itu memberi makan orang kelaparan? 

Saya membela mereka? 

Bukan...

Saya benci dengan sifat dan perilaku mereka.. Sangat benci...

Namun saya sayang dengan orang nya..

Karena mereka sebenarnya kesepian, ketakutan, buta, hilang arah, menangis, hancur hidupnya, dan kita harus menolong mereka..

Dengan cara apa?

Saling toleran, namun tidak kompromi.

Dengarkan curhat an mereka, ajak mereka untuk ikut kegiatan positif, namun jangan ikut dengan gaya hidup mereka yang salah..

Ya.. Itulah arti perang bagiku, ketika keburukan dan kebaikan bertemu dan saling bertarung mempengaruhi.

Stop berteriak benci pada mereka, benci lah pada sifatnya, berteriak lah benci dalam hati, namun keluarkan dengan rasa sayang.

Ayo kita tolong mereka.
Maulana Malik.

No comments: