Berhenti Becanda Genit

Becanda genit, atau mencandakan diri kita sendiri atau orang lain baik itu main ledek ledekan sendiri atau ramai ramai, memang keliatan senang, namun tidak menyenangkan bagi beberapa orang.

"Sebagai contoh, ciyeee si Joko sama si Dina jangan lama lama ntar kesambet orang, daah buruan samperin orangtua nya biar jadi" lalu semua orang tertawa, hal seperti ini adalah hal yang mulai lumrah untuk di canda kan oleh anak anak muda seumur ku hingga umur pernikahan, namun ternyata di satu sisi memang lucu, tapi di sisi lain nya candaan seperti ini bisa saja malah menjauhkan kita dari pasangan..

Dengan Joko di cengin sama Dina, bisa saja seseorang yang benar benar serius pada Dina, malah terasa terhina melihat calon nya di jodoh jodoh kan dengan orang lain, dan bisa saja dengan melihat Joko yang di cengin ke Dina, perempuan lain melihat bahwa Joko adalah seseorang yang genit dan mempengaruhi penilaian seseorang..

Hal ini kurasakan ketika seseorang yang saat itu aku tertarik, malah di cengin dengan seseorang yang aku benci, dan rasanya benar benar bikin emosi, rasa cemburu, rasa benci, rasa iri, semua keluar.. Dan hal ini juga menjadi masalah saat aku bercanda soal ceng cengan ini kepada seorang perempuan, dan ternyata perempuan itu malah screenshot chat ku dan upload di sebuah group, alias ketika hal itu terjadi, bisa saja penilaian orang terhadap ku jadi turun bukan? 

Setiap orang punya jodoh nya, karena itu jangan sampai kita merendahkan seseorang di depan jodoh nya, kita tidak tahu mungkin saja diantara sebuah perkumpulan, sang jodoh ada saat itu namun diam memperhatikan, dan dengan adanya ceng cengan, sang jodoh pun menjadi menilai..

Berhentilah bercanda genit, pengingat untuk ku sendiri bahwa hal seperti ini mulai tidak lucu.

Maulana Malik Zoromalik

No comments: